Mengenal Jenang Gemi: Solusi Sarapan untuk Mengatasi Asam Lambung
Rekomendasi Film Horor Favorit
![]() |
Rekomendasi Film Horor Favorit |
Bulan Oktober memang identik dengan perayaan Halloween. Oleh karena itu, nggak lengkap rasanya kalau tanpa menonton film horor. Nah kali ini saya akan memberikan beberapa rekomendasi film horor yang mungkin bisa menjadi pilihan kamu buat nonton di Halloween nanti hehe. Tapi, saya nggak sendirian dalam memberikan rekomendasi film horor, karena saya sudah berusaha mengumpulkan berbagai film horor favorit dari beberapa teman yang saya kenal. hehe.
![]() |
Film horor Midsommar (2019) |
Film ini langsung terucap pertama kali saat saya menanyakan kepada Bloger yang punya bio Twitter "Tukang ngeblog kembaran Emma Stone, hidup seperti Easy A" yaitu Emma Stole atau yang sering disapa Icha. Icha mengaku ngeri banget dengan Midsommar karena film itu menurutnya lebih menyorot hubungan toksik serta kehidupan yang suram dan kesepian karena kurang support system dari orang terdekat. Dani, di film Midsommar diceritakan memiliki adik yang depresi, tapi pacarnya Dani justru cuek dengan keadaan dirinya yang butuh perhatian.
![]() |
Film Horor The Ring (2002) |
Film horor yang dibintangi Naomi Watts ini merupakan favorit dari teman saya, Bogi Yuniar Rachman. Menurut pria asal Malang yang sering nulis di Medium ini, film The Ring (2002) terasa unik, beda dari biasanya karena medium untuk menampilkan si penampakan dengan menggunakan alat yang lebih modern, yaitu video tape. Jadi pemanggilan si penampakan ini nggak pake papan Oija, jelangkung atau dupa yang biasa kita lihat di beberapa film horor.
![]() |
Film Horor Teeth (2007) |
Rekomendasi berikutnya dari Bloger yang suka review buku dan hobi bikin puisi, Afrianti Pratiwi. Meski nggak banyak nonton film horor, Afrianti atau yang kerap disapa Tiwi ini menyebut film Teeth (2007) sebagai film horor favoritnya.
Film Horor Haute Tension (2003) |
Sebenarnya nggak cukup satu, justru ada tiga film horor yang jadi favorit Bang Rais atau R415 ini. Yup, Bang Rais langsung mantap menyebutkan Haute Tension (2003), Inside (2007) dan Frontier(s) (2007) sebagai film horor favoritnya. Tiga-tiganya horor thriller slasher yang merupakan genre kesukaan bang Rais.
![]() |
Film Horor The Exorcist (1973) |
Film horor yang menurutku paling mengerikaaaaaaan dan nggak akan saya tonton ulang ini justru jadi favorit Bloger asal Kediri yang suka review buku, Mayang Dwinta. Tapi sebelum menyebutkan The Exorcist (1973), Mayang memilih Her (2013) sebagai film horor favoritnya karena si tokoh utama di film tersebut ditinggal pas lagi sayang-sayangnya. Hadeh....
![]() |
Film Horor It (2017) |
Kali ini giliran saya yang ngasih rekomendasi film horor favorit ya, hehe. Berawal dari nonton film It (2017), saya jadi menyukai film horor dan film adaptasi dari novel karangan Stephen King. Saya juga jadi hobi baca novel-novelnya Stephen King yang menurutku sangat realistis huhu. Film dan novel dari Stephen King yang selama ini sudah saya tonton dan baca, termasuk It, pasti memberikan suasana yang mencekam, konflik yang bertubi-tubi dirasakan oleh tokoh utamanya, hingga teror yang selalu menghantui kehidupan si tokoh utama. Tapi, yang saya suka dari novel Stephen King dan film It (2017) ini, semua karakternya bekerja sama dan nggak putus asa berjuang untuk menaklukkan dan menghabisi si pembawa teror itu. Hingga peneror itu nggak ada artinya lagi buat si tokoh utama. Hal ini sering saya praktekkan dalam kehidupan sehari-hari hehehehe. Pokoknya, hajar terus.
Review Film: The Fan (1982)
![]() |
Review Film: The Fan (1982) Indonesia |
Hubungan antara seorang idola dan fans fanatik, merupakan inti cerita dari film horor The Fan atau Der Fan (1982). Film asal Jerman yang disutradarai oleh Eckhart Schmidt ini mengisahkan seorang remaja bernama Simone (Désirée Nosbusch) yang tergila-gila dengan penyanyi pop bernama R (Bodo Staiger).
Simone (Désirée Nosbusch) di film The Fan (1982) yang tergila-gila dengan penyanyi pop bernama R (Bodo Staiger) |
Tentu hal ini sangat wajar dan pernah kita alami saat remaja, di mana kita sering mengidolakan seseorang artis atau penyanyi, kemudian membayangkan, bagaimana jika beneran ketemu, ngobrol sama orang yang kita idolakan, bahkan ngebayangin menjalin hubungan dengannya dan sebagainya. Tapi, Simone ini justru ngefansnya udah sampai tahap fanatik banget. Simone rajin mengirim surat kepada R, bahkan setia menunggu balasan suratnya setiap hari.
![]() |
Simone di film The Fan (1982) selalu setia menunggu balasan surat dari idolanya |
Simone sangat ingin R memikirkan dirinya, dan membuat dirinya jadi bagian dari kehidupan R. Ia bahkan tampak seperti seseorang yang linglung dan seolah lagi kena sirep alias kayak nggak sadar. Yang ada di pikirannya cuma R, bahkan saat berada di kelas ia juga hanya melamun dan sering membolos.
![]() |
Simone di film The Fan (1982) cuma melamun memikirkan R setiap hari |
Sedangkan bagi R sendiri, memiliki karir sebagai penyanyi yang tengah ramai diperbincangkan dan dikelilingi banyak fans tentu merupakan kenikmatan serta kebahagiaan. Banyak orang yang ingin mendapatkan kepopuleran seperti R. Bahkan R sendiri juga sering mendapatkan kiriman banyak surat dari fans-fansnya yang tidak satupun ia baca, dan langsung dibuang begitu saja. R juga mudah sekali mendapatkan apapun yang ia mau, termasuk dapat memilih cewek mana saja yang ia suka.
![]() |
Menjadi penyanyi pop terkenal, R tentu kerap dikelilingi banyak orang termasuk cewek cantik |
Lama kelamaan, kekaguman Simone kepada R sudah berubah menjadi semacam obsesi. Simone tak tahan suratnya tidak pernah dibalas sang idola. Oleh karena itu, ia bersikeras untuk mendatangi tempat R akan tampil, bagaimana pun caranya. Untuk R sendiri, kehidupan yang menyenangkan sebagai seorang idola kemudian akan terasa berbalik arah menjadi bak film horor ketika memiliki fans fanatik yang sangat ingin memilikinya.
Review Film: Eyes Without a Face / Les Yeux Sans Visage (1960)
![]() |
Review Film: Eyes Without a Face / Les Yeux Sans Visage (1960) Indonesia |
![]() |
Louise, sekretaris Dr. Génessier di film Eyes Without a Face (1960) |
Mengingat kebaikan Dr. Génessier pada dirinya, maka Louise sangat setia melakukan apapun yang diminta dokter bedah tersebut, walau sebetulnya dia sudah muak dengan permintaan sang dokter. Yaitu mencari "mangsa" untuk diberikan pada Dr. Génessier agar bisa digunakan untuk memperbaiki wajah putrinya. Wanita yang dicari oleh Louise dan Dr. Génessier pun memiliki ciri yang mirip dengan putrinya. Wanita kulit putih, berambut pirang menjadi sasaran Louise dan Dr. Génessier. Nggak cuma itu, Louise juga yang harus membereskan mayat-mayat wanita yang terbunuh usai wajah mayat tersebut digunakan untuk memperbaiki wajah Christiane.
![]() |
Louise membantu menyingkirkan mayat-mayat wanita yang telah tewas akibat perbuatan Dr. Génessier |
![]() |
Christiane sebetulnya tidak bahagia melihat banyak wanita tewas agar wajahnya kembali seperti semula |
Nah, buat kamu yang ingin menonton film horor sekaligus drama, kamu bisa cek film Eyes Without a Face (1960) ini. Well, selamat menonton! (*)
Review Film: Candyman (1992)
![]() |
Review Film: Candyman (1992) Indonesia |
Film horor Candyman (1992) garapan sutradara Bernard Rose ini menceritakan tentang urban legend mengenai sosok mengerikan yang dijuluki sebagai Candyman yang dibintangi oleh Tony Todd, hantu seorang seniman dan putra seorang budak yang dibunuh pada akhir abad ke-19 karena hubungannya dengan putri seorang pelukis kulit putih. Kisah urban legend Candyman membuat mahasiswi Sosiologi Helen Lyle (Viriginia Masden) dan sahabatnya, Bernadette Walsh (Kasi Lemmons) tertarik untuk menjadikannya sebagai topik thesisnya. Hal ini bermula dari desas-desus yang kerap dibicarakan, seperti jika kamu memanggil atau mengucapkan kata "Candyman" sebanyak lima kali di depan cermin, maka Candyman akan datang menemui dan membunuhmu dengan hook atau pengait yang menjadi pengganti tangan kanannya yang sudah putus digergaji. Adanya mitos serta ketakutan akan Candyman ini tentu sering membuat para remaja jadi penasaran, dan bukannya takut. Oleh karena itu, di awal film diperlihatkan kejadian pasangan anak muda yang mengalami kejadian tragis akibat nekat memanggil Candyman di cermin.
![]() |
Berani memanggil atau mengucapkan kata "Candyman" sebanyak lima kali di depan cermin, maka Candyman akan datang menemuimu dan membunuhmu |
![]() |
Ruthie Jean di film horor Candyman (1992) yang dikabarkan tewas terbunuh |
"You don't have to believe...just beware."
![]() |
Helen dan Bernadette memanggil nama Candyman di depan cermin |
Film horor Candyman (1992) yang diadaptasi dari cerita pendek berjudul The Forbidden karangan Clive Barker ini berhasil menyampaikan horor urban legend yang membuat saya tegang dan bulu kuduk saya selalu merinding saat mendengar suara sosok Candyman berbicara kepada Helen. Film Candyman (1992) juga dilengkapi dengan scoring yang dibuat oleh komposer Phillip Glass ini sangat menyenangkan untuk didengarkan. Nggak hanya menyinggung persoalan konflik perbedaan warna kulit yang terjadi di Amerika Serikat, Candyman (1992) juga memberikan drama kehidupan yang dialami sosok Helen yang sangat kompleks, mulai dari tewasnya satu persatu orang yang ia kenal, sosok Candyman yang selalu mengejarnya hingga hubungan rumah tangganya yang kandas membuat cerita film horor ini semakin berbobot sehingga selalu menarik untuk disimak sampai selesai.
"They will say that I have shed innocent blood. What's blood for if not for shedding? With my hook for a hand, I'll split you from your groin to your gullet. I came for you."
Sebenarnya pada tahun 2020 ini ada sekuel Candyman juga yang akan tayang, tapi akhirnya harus diundur kabarnya hingga tahun 2021 nanti karena pandemi Covid-19 . Nah mungkin sebelum menonton sekuel Candyman pada tahun 2021, kamu bisa nih nonton Candyman (1992) terlebih dahulu agar nggak bingung-bingung banget hehehe. Well, selamat menonton! (*)
Review Film: Rosemary's Baby (1968)
![]() |
Review Film: Rosemary's Baby (1968) Indonesia |
![]() |
Guy dan Rosemary Woodhouse pada film Rosemary's Baby (1968) di apartemennya yang baru |
Rosemary digambarkan sebagai seorang ibu rumah tangga yang pemalu dan lembut sedangkan Guy yang merupakan seorang aktor tampak ambisius ingin mengembangkan karir dan menghasilkan banyak uang. Sampai akhirnya mereka berkenalan dengan tetangga sepasang kakek nenek, Minnie (Ruth Gordon) dan Roman Castevet (Sidney Blackmer) yang cukup menyebalkan karena seolah selalu ingin ikut campur urusan rumah tangga Rosemary dan Guy Woodhouse. Tapi anehnya, yang semula awalnya Guy ogah-ogahan berkunjung ke apartemen Minnie dan Roman, berikutnya ia justru yang selalu akrab dengan pasangan Castevet tersebut.
![]() |
Minnie (Ruth Gordon) dan Roman Castevet (Sidney Blackmer) menjadi tetangga menyebalkan di film Rosemary's Baby (1968) |
Keanehan nggak berhenti di situ saja, usai akrab dengan Roman Castevet, Guy Woodhouse mendapat kabar bahwa saingan utamanya, Donald Baumgart tiba-tiba menjadi buta. Oleh karena itu, Guy menggantikan Donald berperan di drama barunya. Ia juga masih takut jika Donald tidak lagi buta, maka posisinya di drama baru tersebut akan terancam. Oleh karena itu, Guy mulai merencakan untuk memulai memiliki anak dengan Rosemary, bahkan dia juga sudah mempelajari siklus ovulasi istrinya dan kapan mereka bisa anuan biar cepat punya anak hehe. Lagi-lagi tetangga menyebalkan pasangan Castevet ikut campur saat mereka akan bercinta. Pada malam sebelum pasangan Woodhouse mengeksekusi rencananya, Minnie Castevet memberikan semacam dessert dengan sebutan 'Chocolate Mousse' yang rasanya agak aneh saat dimakan Rosemary. Nggak lama kemudian, Rosemary justru merasa pusing dan akhirnya pingsan dengan mimpi yang aneh. Dia seperti sedang dalam setengah sadar, bercinta dengan sosok makhluk yang bukan manusia, bahkan suaminya juga tampak hadir melihatnya. Keesokan harinya, ia terbangun dengan luka goresan di tubuhnya, dan suaminya mengatakan bahwa itu ulahnya karena tak mau melewatkan 'Baby Night' tersebut.
![]() |
Rosemary terbangun dengan tubuh tergores usai 'Baby Night' |
Nggak cuma saat sebelum 'Baby Night', pasangan Castevet juga ikut campur urusan rumah tangga Woodhouse setelah Rosemary dinyatakan hamil. Mulai dari merekomendasikan dokter pilihan mereka, dan memberikan obat-obatan jika kondisi Rosemary sedang down. Sementara sang suami, Guy Woodhouse justru terlihat sibuk dengan karirnya dan seolah menghindari Rosemary.
![]() |
Rosemary di film Rosemary's Baby (1968) seolah tak lagi memiliki orang yang bisa dipercaya |
Meski memiliki pace yang lambat terutama pada bagian awal, film ini mampu mengajak kita menyelami perasaan tokoh utamanya. Kita dapat merasakan naluri seorang ibu lewat kekhawatiran Rosemary terhadap nasib bayinya, bahkan saat ia mengetahui kenyataan yang terjadi di akhir film. Kita juga merasakan kejengkelan Rosemary menghadapi pasangan Castevet meski dirinya adalah wanita yang lembut dan serba nggak enakan.
Review Film: Carrie (1976)
![]() |
Review Film: Carrie (1976) Indonesia |
Film Carrie (1976) merupakan film yang diadaptasi dari novel berjudul sama dari novelis horor Stephen King. Film horor Carrie (1976) yang disutradarai oleh Brian De Palma ini bahkan menuai sukses besar hingga aktrisnya yaitu Sissy Spacek dan Piper Laurie masuk sebagai Nominee di Oscar sebagai Best Actress dan Best Supporting Actress. Hal ini tentu merupakan sesuatu yang jarang diraih oleh film horor biasanya.
![]() |
Carrie White di film Carrie (1976) panik saat mendapatkan haid pertamanya |
Tak hanya di sekolah, Carrie White juga mengalami hal yang tidak menyenangkan saat berada di rumah. Yup, ibunya, Margaret White (Piper Laurie) digambarkan sebagai seorang religius yang kadang kelewatan saat mengajarkan atau menerapkan agama di kehidupannya sehari-hari. Bahkan ibunya menguncinya di sebuah ruangan kecil dan memintanya berdoa saat mengetahui Carrie White sudah mendapatkan haid pertamanya. Tanpa diketahui ibu dan teman-teman serta gurunya, Carrie White ternyata memiliki kemampuan telekinesis.
![]() |
Margaret White di film Carrie (1976) digambarkan seorang religius yang sangat takut anaknya berbuat dosa |
Kehidupan suram Carrie White seolah tak pernah berakhir sampai seorang cowok populer, yaitu Tommy Ross (William Katt) yang kebetulan adalah pacar dari Sue Snell (Amy Irving) meminta Carrie White mengikuti prom night bersamanya. Konflik bertambah karena ibu Carrie White tak mengizinkan dirinya datang ke prom night, karena ia takut kalau Carrie White akan melakukan perbuatan dosa. Padahal hal ini mungkin saja menjadi awal Carrie White untuk menimmati hidup dengan melakukan hal yang biasa dilakukan gadis seusianya, sebelum terlambat.
![]() |
Carrie White di film Carrie (1976) mengikuti pesta prom night di sekolahnya |